Kamis, 24 Maret 2011

BAB V DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL


Organisasi formal dapat diibaratkan sebagai sebuah “kendaraan” untuk mencapai tempat tujuan secara bersama. Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara tegas disusun.
DESAIN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL
            Struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Organisai formal harus memiliki tujuan dan sasaran supaya tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya.  Tanpa tujuan organisasi tidak mungkin membuat perencanaan, dan bila organisasi tidak memilikki perncanaan maka tak akan ada ketentuan tentang jalannya organisasi. Tujuan organisasi ini akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubunngan antara tugas, batas wewenaang dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebuut.  Struktur organisasi formal mempunyai dua muka ; pertama model struktur, di mana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar struktur yang akan menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus dilakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.
STRATEGI DAN STRUKTUR
Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasionla pertama kali dijelaskan oleh chandler dala studinya pada beberapa perusahaan besar di amerika. Setiap perusahaan yang diteliti chandler pada mulanya mempunyai struktur yang disentralisasikan, di mana tipe struktur ini cocok untuk lini produk yang terbatas. Dalam pemilihan suatu strategi dan struktur untuk mengimplementasikannya para manajer harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi. Seperti kita ketahui, strategi organisasi dipengaruhi oleh berbagai kesempatan dan ancaman dalam lingkungan eksternalnnya; berbagai tujuan, nilai dan kepercayaan para anggota dan berbagai kekuatan dan kelemahan. Strategi ini pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasan sbb:
1.      Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi
2.      Strategi mempenngaruhi pemilihan teknologi dan oranng-orang yanng tepat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
3.      Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan beroperasi


LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN STRUKTUR
Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasional secara terperinci kita perlu membedakan tipe-tipe lungkungan sebagai berikut:
1.      Lingkungan stabil
2.      Lingkungan berubah (changing environment)
3.      Lingkkunagan bergejolak (turbulent environment)
Organisasi dalam ingkungan berubah mungkin dapat menggunakan kombinasi dua sistem :
1.      Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi di perinci menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi
2.      Sistem organik  individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu kelompok dari pada bekerja sendiri
TEKNOLOGI DAN STRUKTUR
Menurut Woodward atas dasar hasil studinya, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi. Yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Semakin komnleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkat manajemen.
2.      Rentang manajemen para manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke masa dan kemudian turun dari produksi masa ke proses.
3.      Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administratif dan klerikal.
ORANG DAN STRUKTUR
Sikap, pengalaman dan perantara para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi. Manajer dan struktur seperti telah disebutkan nilai-nilai manajerial merupakan faktor penting dalam penentuan sttrategi organisasi. Para manajer organisasi terutama para manajer puncak mempengaruhi pemilihan strategi secara langsung melalui preferensi mereka. Karyawan dan struktur, faktor-faktor seperti tingkat ppensisikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para karyawan dan ketersediaan berbagai alternatif di luar organisasi merupakan penentuan penting struktur organisasi.
PROSES DESAIN ORGANISASI
Dalam teori proses desain organisasi dapat di mulai dari mawah ke atas (bottom up) atau dari atas ke bawah (top down). Dengan pendekatan bawah ke atas proses dasar organisasi akan ditetapkan terlebih dulu, di mana hal ini berati merumusan dan menentukan secara simultan teknologi inti yang digunakan.
PENDEKATAN KONTIGENSI DALAM DESAIN ORGANISASI
Banyak teoritisi manajemen dan manajer praktek yang menyatakan keraguannya tentang suatu cara yang ideal untuk merencanakan organisasi, tidak ada suatu cara desain yang ampuh untuk segala kondisi. Jadi menurut pendekatan kontigensi, tugas manajer dalam desain organisasi adalah menetapkan suatu “kesesuaian” efektif antara struktur organisasi dan variabel-variabel tersebut.
MODEL-MODEL STRUKTUR ORGANISASI
Para manajer diharapkan dapat menentukan perilaku para anggota organisasi untuk menempatkannya pada suatu posisi dalam struktur. Suatu bentuk struktur yang muncul sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada akan menjadi kurang efektif , disamping itu struktur dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi teknologi dan lingkungan yang tidak berjalan dengan baik. Berikut ini akan dibahas tiga model struktur organisasi yang dikenal :
1.      Model Tradisional
Bentuk umumnya secara esiensial adalah piramid bentuk ini menunjukan suatu berbagai modul yang didasarkan pada konsep desain organisasi tradisional. Bentuk umum struktur organisasi tradisional ini akan berbeda untuk jenis operasi perusahaan yang berbeda pula struktur tradisional diirancang terutama untuk lingkungan uang stabil dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya dapat diperkirakan.

2.      Model Hubungan Manusiawi
Struktur hubungan manusiawi tidak menyarankan struktur formalnya dimodifikasi, model ini lebih mengusulkan bermacam-macam penyesuaian, teknik-teknik dan perilaku struktural “off line”. Yang paling penting dan yang pertama model hubungan manusiawi mempersilahkan para manajer untuk mempergunakan kemampuan kepemimpinannya untuk mengurangi friksi-friksi di antara orang dan jabatan mereka dalam organisasi. Yang kedua pendekatan hubungan manusiawi menyarankan manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemennya yang menunjukan bahwa ia memberikan tanggapan kooperatif dan bukannya malah menentang. Ketiga pendekatan hubungan manusiawi ditunjukan denngan sejumlah teknik atau program yang biasanya dibawah yurisdiksi atau kewenangan departement personalia, yang dirancang untuk melayani kebutuhan seluruh anggota organisasi.
3.      Model Sumber Daya Manusia
Model ini berpendapat abahwa pada hirarkinya manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri lebih kreatif daripada pekerjaan mereka sekarang. Konsep model sumber daya manusia ini mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di dalam maupun di antara posisi yang berinteraksi. Tujuan organisasi model sumber daya manusia ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahannya, atau palng tidak bawahan dilibatkan.




DIMENSI-DIMENSI DASAR STRUKTUR ORGANISASI
PEMBAGIAN KERJA
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat prestasi organisai melalui minimisasi ketergantungan pada individu tertentu atau keterampilan khusus dan gerakan atau perpindahan percuma komponen-komponen pekerjaan besar. Disamping itu pembagian kerja mengandung konsekuensi-konsekuensi pada perilaku para karyawan seperti menurunkan keterlibatan dan keputusan kerja karyawan menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton. Perlu disadari bahwa pembagian kerja bukan hanya merupakan proses organisasional spesialisasi orang-orang juga merupakan suatu proses sosial.
BERBAGI FUNGSI YANG MELEKAT  PADA STRUKTUR ORGANISASI
Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi struktural yang terjadi secara garis besardapat diperinci sebagai berikut :
1.      Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan manajerial.
2.      Kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. kekuasaan sering dicampurkan dengan wewenang walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama tetapi keduannya berbeda.
3.      Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu atau kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi. Setiap orang dalam suatu organisasi mempunyai tanggung jawab karena setiap orang mempunyai jabatan atau fungsi.
4.      Akuntabilitas adalah faktor di luar individu dan erasaan pribadinya.bila seorang manajer menghendaki pertanggung jawaban untuk suatu kegiatan yang dilakukan bawahan dapat dikatakan akuntabilitas terjadi.
5.      Komunikasi dalam organisasi dalam organisasi formal arus informasi mengalir secara khusus. Komunikasi seperti pemberian perintah, permintaahn akan suatu informasi dan penerangan tentang perintah, permintaan akan suatu informasi dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir dari ataske bawah melalui struktur tingkat organisasi.
6.      Hubungan lini dan staf , masih berhubungan dengan konsep wewenag dikenal apa yang disebut hubungan lini dan staf. Wewenanglini adalah memberikan perintah-perintah atau melaksanakan kegiatan, sedangkan wewenag staf adalah memberkan bantuan dan nasehat, tetapi tidak memberikan perintah.
7.      Rentang kendali adalah berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikansecara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentanng kendali biasa disebut dengan istilah span of supervision.
8.      Struktur flat dan tall.istila flat dan tall digunakan untuk menggambarkan pola penyeluru rentang kendali dan tingkatan manajemen. Konsep flat dan tall lebih bersangkutan dengan pengaturan struktural vertikal untuk organisasi secara keseluruhan.
9.      Sentralisasi dan desentralisasi.dalam organisasi ini di aman wewenang dipegang atau dipusatkan pada seorang atau beberapa orang, kondisi sentralisasi wewenag tampak.
10.  Rantai wewennag skalar. Bersangkutan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada kapan saja seorang individu dijadikan bawahan pada seorang atasan.
11.  Kesatuan perintah.  Dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi
DEPARTEMENTASI
Departementasi mencerminkan organisasi horizontal pada setiap tingkatan hirarkidan berhubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik. departementasi yang lebih khusus secara ringkasdapat dijelaskan sebagai berikut;
1.      Waktu
2.      Pelayanan
3.      Langganan
4.      Peralatan
5.      Urutan angka
Departementasi funsional pendekatan fungsional untuk pengelompokan kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tipe departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur organisasi. Kebaikan utama departementasi fungsional adalah berkaitan dengan aspek-aspek positif spesialisasi. Bagaimanapun juga pendekatan fungsional mempunyai berbaga kelemahan antara lain mempersullit koordinasi, dapat mmenciptakan konflik antara fungsi, kurangnya kontak antara fungsi yang mengakibatkan para anggota berpandangan lebih sempit dan kurang inovatif. Departementasi produk, dalam hal ini manajemen dapat membentuk divisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing merencang, memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setipa produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab kepada dierktur organisasi. Jadi, departementasi produk merupakan pengelompoka kegiatan-kegiatan atas dasar perbedaan barang-barang dan jasa-jasa menurut perbedaan-perbedaan cara produksi atau pemrosesan dan pemakaian akhir.  Departementasi wilayah , bila organisasi di wilayah-wilayah yang tersebar maka departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kebaikan departementasi wilayah :
1.      Pengambilan keputusan lebih cepat
2.      Koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan
3.      Beban manajemen pusat menjadi lebih ringan
4.      Pertanggung jawaban lebih jelas
Sedangkan kelemahannya :
1.      Kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan
2.      Meningkatnya biaya operasional organisasi
3.      Mempersulit alokasi sumber daya

DESAIN STRUKTURAL MODERN
Penyelesaian sederhana yang ditawarkan teori-teori klasik tidak lagi cukup memadai untuk memecahkan berbagai masalah kompleks. Berikut ini akan diuraikan dan dianalisa berbagai model struktural lebih baru yang telah dirancang dan diimplementasikan untuk menghadapi tantangan tersebut :
1.      Organisasi Proyek
Organisasi ini semakinbanyak digunakan dalam industri dengan teknologi tinggi yang memerlukan perhatiian besar terhadap perencanaan, penelitihan dan pengembangan dan koordinasi. Karakteristik terpenting organisasi proyek dan perbedaan paling radikal dengan struktur organisasi klasik adalah adanya hubungan-hubungan horizontal dan diagonal.
2.      Berbagai Tipe Struktur Proyek
Ada beberapa macam bentuk struktur proyek. Bentuk yang pertama adalah organisasi proyek individual. Struktur ini hanya terdiri dari manajer proyek yang tidak mempunyai kegiatan atau personalia yang secara langsung melapor kepadaya. Tipe yang ke dua adalah organisasi proyek  staf dengan tipe ini manajer mempunyai staf pendukung yang disediakan bagi kegiatan proyek tetapi tugas-tugas fungsional pokok organisasi dilaksanakan oleh departemen lini tradisional. Tipe yang ketiga adalah organisasi proyek intermix dimana didalamnya mempunyai personalia staf dan dipilih kepala fungsional utama yang melapor secara langsung kepadanya. Tipe yang keempat disebut organisasi proyek agregat manajer mempunyai semua personalia yang diperlukan untuk proyek staf dan lini.
3.      Organisasi Matriks
Bila struktur proyek dilapiskan di atas struktur fungsional hasilnya adalah sebuah matriks. Terkadang organisasi matriks dianggap sebagai suatu bentuk organisasi proyek plus organisasi fungsional dan namanya digunakan dengan saling dapat dipertukarkan. Peranan manajemen proyek adalah mengatur waktu, kualitas dan standar biaya proyek agar sesuai dengan rencana. Organisasi matriks sangat terkenal dalam industri ruang angkasa dan organisasi yang memerlukan koordinasi karena banyaknya hubungan yang terjadi atau yang memerlukan prestasi teknik tinggi.
4.      Organisasi Bentuk Bebas
Tipe organisasi yang berhubungan erat dengan model-model proyek dan metriks adalah struktur organisasi modern benruk bebas (free form organization), kadang-kadang disebut naturalistik atau organik. Dengan konsep bebas ini tidak ada satu cara pengordinasian, tetapi struktur dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan tertentu pada suatu waktu tertetu. Tipe organisasi bentuk bebas dipandang sebagai perlluasab pola desentraisasi. Ada dua karakteristik umum tioe organisasi yang pertama: organisasi bentuk bebas menggunakan secara ektensif, kedua; organisasi bentuk bebas biasanya beranggotakan dan d kelola ole para manajer muda.

Selasa, 01 Maret 2011

TEORI ORGANISASI KLASIK, TEORI ORGANISASI NEOKLASIK, TEORI ORGANISASI MODEREN

BAB II
TEORI ORGANISASI KLASIK
                   Konsep-konsep  tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik  (classical theory ) atau kadang-kadang disebut dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu : birokrasi , teori administrasi, dan manajemen alamiah. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori administrasi dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama. Ketiganya juga  mempunyai efek yang sama dalam prakteknya.

                  Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah member tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama.

TEORI BIROKRASI
                  Teori ini dikemukakan secara jelas, kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Oraganisasi disebut rasional dalam hal penerapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik - karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja yang jelas.
2.      Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.      Program rasional dalam pencapaian.
4.      Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.      System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6.      Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah  sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.

TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis  dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok :
1.      Kegiatan-kegiatan tehnikal
2.      Kegiatan-kegiatan komersial
3.      Kegiatan-kegiatan financial
4.      Kegiatan-kegiatan keamanan
5.      Kegiatan-kegiatan akutansi
6.      Kegiatan-kegiatan manajerial
Fayol juga mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi. Prinsip-prinsip dari Fayol tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja (division work)
2.      Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.      Disiplin (discipline)
4.      Kesatuan perintah (unity of command)
5.      Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.      Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general interest)
7.      Balas jasa (remuneration of personnel)
8.      Sentralisasi (centralization)
9.      Rantai scalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1.      Perencanaan (planning),
2.      Pengorganisasian (organizing),
3.      Pemberian perintah (commanding),
4.      Pengkoordinasian (coordinating), dan
5.      Pengawasan (controlling)
Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly
Luther Gulick dan Lydall Urwick , menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnyA technical Problem  dan The Function of Administration.Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja , koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan. Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff.Urwick terutama melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.
Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka,Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :
1.    Prinsip Koordinasi
2.    Prinsip Skalar
3.    Prinsip Fungsional

Manajemen Ilmiah
                  Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
                  F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management , The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan , yaitu :

1.  Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
2.  Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3.  Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk ,encapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4.  Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
Pengembangan manajemen ilmiah ini terutama tampak pada perkembangan teknik-teknik riset operasi-operasi (operationsresearch), simulasi, otomatisasi dan sebagainya dalam pemecahan masalah manajemen dan organisasi.

Teori Klasik : Anatomi Organisasi Formal
                  Tiga unsure pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur-leteratur manajemen adalah :
1.      Sistem kegiatan yang terkoordinat.
2.      Kelompok orang.
3.      Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.

                  Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity of action) adalah sebagai berikut :
1.      Kekuasaan, bisa demokratis atau teoritis, hal ini disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi.
2.      Saling melayani, yang merupakan legitimasi social pada organisasi.
3.      Doktrin, dalam arti sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
4.      Disiplin, diartiakan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
1.     Pembagian kerja
2.      Proses scalar dan fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
3.      Struktur, hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
4.      Rentang kendali (span of control)



BAB III
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).

Perkembangan Teori Neoklasik
          Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
            Hugo Munsterberg
                  Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol,Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
            Percobaan-percobaan Hawthone
                   Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.

KRITIK DAN USUL PERUBAHAN NEOKLASIK PADA TIANG DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL
            Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik. Kritik dan perubahan-perubahan yang “diusulkan” oleh teori organisasi klasik dapat diuraikan berkut :
1.        Pembagian kerja (Division of Labor)
2.       Proses-proses skala dan fungsional
3.       Struktur organisasi
4.       Rentang kendali

 Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
                      Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
                       Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1.      Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2.      Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3.      Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4.      Masalah-masalah khusus,

BAB IV
TEORI ORGANISASI MODEREN
                   Aliran besar  ketiga dalam teori organisasi dam manajemen adalah teori modern atau disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern melihat semua unsure sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan erat dengan lingkungan yang stabil tetapi organisasi adalah suatusistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
         
Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
                  Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan (design), menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
                   Teori modern bias disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh sruktur.
                  Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan probabilistic. Organisai terdiri dari antara hubungan bagian-bagian dalam suatu sisitem,ada badan-badan yang dihubungkan dengan tali elastis. Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsure ,yaitu :
1.      Unsure struktur yang bersifat makro
2.      Unsure proses yang juga bersifat makro
3.      Unsure perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro.
Ketiga unsure ditas saling kait-mengait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
            Teori Sistem Umum
                  Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk awal.
                  Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1.      Struktur static
2.      Sistem dinamik sederhana
3.      Sistem sibernetik
4.      System terbuka
5.      System genetika social
6.      System hewani
7.      System manusiawi
8.      System social
9.      System transdental
Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.

 Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
            Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
                  Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.

Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
1.    Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
2.    Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
3.    Organisasi informal.
4.    Struktur status dan peranan.
5.    Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.

Proses-proses hubungan dalam system.
                    Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
1.      komunikasi ,
2.      berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
3.      pengambilan keputusan.
             
Tujuan-tujuan organisasi
                  Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalahpertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.

Pendekatan - Pendekatan Manajemen

Pendekatan Proses
            Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah :
 1) kesatuan perintah
 2) persamaan wewenang dan tanggung jawab
 3) rentang kendali yang terbatas
 4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.

Pendekatan Keperilakuan
                  Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.

Pendekatan Kuantitaif
                  Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
                  Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.

Pendekatan Sistem
                  Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai 
masukan yang menghasilkan keluaran

Pendekatan Contingency (Situasional)
                  Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.