Senin, 27 September 2010

Pengerukan sungai di Jakarta


Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.

Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. akhir-akhir ini tingginya pencemaran air tak lepas dari bencana banjir.
Memasuki musim kemarau, banyak sungai di wilayah DKI Jakarta kondisinya sangat memprihatinkan. Sungai-sungai yang ada, seperti Sungai Banjir Kanal Barat, dalam kondisi mengalami pendangkalan akibat lumpur, kotor, berbau dan penuh sampah. Saya kira sistem menjaga kebersihan sungai-sungai di DKI perlu diubah, banya. Kalau selama ini pembersihan sungai-sungai dilakukan lewat pengerukan oleh perusahaan-perusahaan tertentu dengan alat-alat berat pula, ada baiknya sistem pembersihan sungai, membersihkan bangunan-bangunan liar di hulu sungai dilakukan dengan melibatkan langsung masyarakat.
Pemprov DKI mungkin bisa menerapkan terobosan baru dengan membeli dari warga masyarakat (siapa pun) yang mampu mengeruk/menggali sampah atau lumpur dari sungai-sungai di DKI. Misalnya, untuk satu kubik lumpur akan dihargai dengan uang jasa dalamjumlah tertentu dan satu kubik sampah dengan nilai tertentu pula.
Dengan demikian. Instansi terkait tinggal menyediakan lokasi penampungan lumpur atau sampah Saya yakin dengan cara ini, masyarakat akan berbondong-bondong, baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok untuk membersihkan sungai karena ada imbalannya. Dana (yang konon mencapai ratusan miliar rupiah) untuk biaya pengerukan pun bisa didistribusikan ke masyarakat  (pemuhung, tukang gali, dsb). 
Kabarnya perencanaan pengerukan 13 sungai di jakarta tertunda selama satu tahun, pengerukan 13 sungai utama akan dimulai awal 2011. Pengerukan sungai di Jakarta dan sekitarnya mengurangi risiko banjir di Ibu Kota 40 persen. Pengerukan beberapa anak sungai dan mulai beroperasinya menimbulkan, peningkatan daya tamping air saluran drainase mengatasi genangan dan banjir.

Selain itu, pengerukan dan normalisasi beberapa sungai di kawasan hulu sungai menjadi tempat parkir air agar tidak semua tercurah ke sungai-sungai di Jakarta. Pemerintah pusat akan membangun terowongan pennghubung sungai Ciliwung dan sungai Cipinang. Terowongan itu untuk mengalihkan air dari Ciliwung saat ada banjir kiriman ke cipinang.

Sementara itu, Senior Technical Advisor Bank Dunia, Stephen F Lintner mengatakan, pihaknya sedang membantu mencari cara efektif untuk menjangkau masyarakat agar menyadari penyebab banjir dan langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Dengan demikian warga mengetahui, program ini bertujuan meningkatkan keselamatan fisik, kondisi ekonomi, dan kesejahteraan sosial warga Jakarta.

Kebijakan relokasi ini harus dilakuka dengan baik untuk mencegah terjadinya penolakan warga dalam skala besar. "Kita akan bantu orang diperlakukan dengan baik, dan memungkinkan memulihkan mata pencarian mereka," kata Stephen.

Cara efektif agar tidak terjadi banjir dengan “Buanglah sampah pada tempatnya”, bisa jadi sebuah kata-kata klasik, yang saya yakin hampir semua orang pernah mendengar nasihat ini. Tapi mengapa masih juga ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya? Sebuah slogan seperti itu memang terkadang dilema. Kalau kita terlalu sering mengucapkannya, orang akan cenderung terbiasa mendengar, dan bisa jadi nasihat itu hanya akan menjadi slogan klise tanpa makna. Tapi kalau jarang disampaikan, namanya manusia, akan cenderung untuk lupa akan pentingnya 'membuang sampah pada tempatnya'. Dan semua kata-kata itu seperti tak ada lagi artinya.



Dipostingkan oleh : Fani Tamala
sumber : 


Sabtu, 25 September 2010

EVALUASI TEORI MANAJEMEN


A. Pengantar
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya. Dalam bab ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :
1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau pasca klasik.
3. Aliran manajemen modern. Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1. Pendekatan sistem (System Approach)
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)

B. Teori Manajemen Klasik 
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :

1. Robert Owen (1771 1858) Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

2. Charles Babbage (1792 1871) Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja. Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

C. Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1. Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error.  Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan. Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4. harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja. Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion study).

2. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

D. Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1. Henry Fayol (1841-1925)
 Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Constance Storrs. Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme. Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu
1. Teknik Produksi dan Manufakturing Produk,
2. Komersial,
3. Keuangan,
4. Keamanan,
5. Akuntansi dan
6. Manajerial.
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work Adanya spesialisasi dalam pekerjaan 
2. Uathority and Responsibility Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3. Dicipline Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction One head and one plan or a group or activities having the same objective. Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan, kompensasi.
8. Centralization Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang) Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kuasaan terakhir.
10. Order Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability of Tonure of Personel Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.

2. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikiran Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi. Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan proses integrasi.

E. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Aliran timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efieiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Tokoh-tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1. Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.

F. Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi. Perilaku Organisasi :

a. Douglas McGregor
b. Frederick Herzber
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan Jane Mounton
g. Rensistlikert
h. Fred Feidler
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkaH

G. Aliran Kuantitatie
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science. Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. penyelesaian model
4. pengujian model atas hasil penggunaan model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi

H. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

I. Pendekatan Kontingensi
 Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.


TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT Unilever Indonesia Tbk.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.  CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Salah satu bentuk pertanggung jawaban social perusahaan yang dilaksanakan oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Dengan tema “BERPADU DALAM CITA BERSAMA MASYARAKAT &  LINGKUNGAN”. Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi. Bagi  mereka tanggung jawab social perusahaan tidak terpisahkan oleh bisnis Tekanan akibat dampak globalisasi, LSM, peraturan dan perundangan, kompetisi yang kian ketat, dan masyarakat bisnis itu sendiri menjadi pendorong bagi perusahaan untuk meningkatkan kontribusi sosialnya kepada masyarakat. Sejak bertahun-tahun, Unilever telah memulai upaya memberikan kontribusi social bagi keluarga dan individu Indonesia. Upaya ini telah kami mulai jauh sebelum adanya tuntutan akan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) serta sebelum dipopulerkannya petunjuk pelaksanaan CSR.  Mereka percaya bahwa tanggung jawab social perusahaan (CRS) tidak sebatas kontribusi sukarela, tapi mencerminkan seluruh kegiatan perusahaan.  Kami yakin perusahaan yang bertanggung jawab harus memberikan kontribusi yang bermakna bagi kesejahteraan masyarakat, perekonomian nasional, serta dasar-dasar pendidikan sosial dan lingkungan. Berikut tanggung jawab social perusahaan di PT Unilever Indonesia Tbk. :

Membangun Sinergi Kesuksesan Bagi Masyarakat

“Kami tidak mungkin hadir tanpa dukungan
mitra bisnis kami. Hubungan
saling menguntungkan dan berkelanjutan
merupakan prinsip utama dalam
menjaga ikatan rantai nilai, mulai dari
pemasok hingga distributor”.

Memaksimalkan Potensi para Pemasok
Dalam bisnis perusahaan, pertumbuhan berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting. Karena itu, kami senantiasa mendorong mitra agar berbisnis dengan cara yang berkelanjutan. Melalui Program Manajemen Kualitas Pemasok (Supplier Quality Management Programme - SQMP), kami mendorong para pemasok menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis. Penerima penghargaan SQMP tertinggi diberikan “Preferred Partner Certifi cation”, dimana dituntut memberikan kualitas barang pada level tertentu, pengiriman dalam jumlah dan waktu tepat, menawarkan harga kompetitif, fl eksibel dan menjaga kepercayaan. SQMP mencakup seluruh pemasok Unilever termasuk pemasok kemasan, bahan baku hingga bahan parfum. Maksud program ini tidak hanya pada peningkatan hubungan berbisnis, tapi juga mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik. Kriteria penilaian program yang dilaksanakan sejak tahun 2000 ini selalu diperluas dari tahun ke tahun, saat ini telah mencakup bagaimana pemasok tersebut menangani masalah kesehatan, keselamatan dan lingkungan perusahaan, serta komitmen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

“Kami berterima kasih kepada Unilever Indonesia, bukan hanya atas hubungan bisnis yang berkelanjutan dengan Unilever, melainkan juga karena kami merasa betul-betul dihargai sebagai mitra. Karena diperlakukan sederajat, kami dapat belajar banyak dari hubungan ini. Pengetahuan yang terus berkembang telah menghasilkan banyak inovasi, dan inovasi tersebut melanggengkan usaha. Kami selalu menjaga hubungan yang betul-betul saling menguntungkan atau win-win.“

Tony Hambali, Presiden Direktur Dynaplast, penerima tiga kali penghargaan bergengsi Preferred Supplier Certifi cate.

Menciptakan Kesempatan bagi
Pengembangan Ekonomi Lokal
Dalam melayani para pelanggan, kami membutuhkan network distribusi yang besar dan efi sien untuk produk kami. Dalam kompetisi yang kian ketat, distribusi produk yang efektif dan merata, menentukan sebuah produk menjadi pilihan pelanggan. Untuk menjaga dan memperkuat kelangsungan distribusi produk, kami memilih untuk membina kerjasama yang harmonis dengan berbagai mitra distributor yang independen. Kemitraan ini sangat unik, termasuk pengembangan kewirausahaan, lapangan kerja dan bisnis bagi para pemilik usaha lokal. Sinergi di dalam rantai nilai ini akan secara berkesinambungan mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas. Dengan sistem distribusi yang kuat, kami memasok sekitar 550.000 outlet toko dan warung melalui lebih dari 350 distributor yang handal dan terpercaya. Kami menyalurkan, menyimpan, serta menjual produk-produk dengan kualitas terbaik kepada setiap outlet dari 17 kantor depo penjualan dan dua gudang pusat kami, dimana secara terus menerus dilakukan pemantauan dan dukungan kepada setiap distributor. Dengan sistem yang besar ini, kami menciptakan kesempatan kerja bagi sekitar 25.000 orang. Pada tahun 1998, kami memperkenalkan sebuah segmen baru dalam rantai nilai kami, yaitu Sub-Distributor Kecamatan (SDK). Tujuannya adalah menjangkau outlet di daerah terpencil dan tidak terjangkau oleh para distributor. Bagi kami, SDK merupakan sistem pendistribusian yang unik karena para SDK mampu menjadi agen perubah dalam perkembangan perekonomian lokal. Dengan semangat kepemimpinan individu yang tinggi yang dibekali melalui berbagai pelatihan dan bimbingan khusus, mereka dapat menciptakan setiap peluang meskipun kecil untuk selalu meningkatkan pertumbuhan. Pemberdayaan juga merupakan kata kunci bagi para penjaja eskrim kami. Bekerja sama dengan 35 distributor eskrim, kami membuka lapangan kerja bagi sekitar 5.000 orang. Pembinaan kami mencakup pelatihan khusus dan berkelanjutan, seperti teknik penjualan, manajemen bisnis, kesehatan dan kebersihan. Untuk mengikuti perkembangan tren pasar modern yang sedang berkembang, kami menata ulang tugas para sales representatives kami sebagai ujung tombak Unilever. Mereka membantu supermarket dan hypermart dalam memastikan perolehan produk yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Sales Push Team kami pun menjadi mitra yang terpercaya bagi para konsumen kami dalam memproleh produk yang berkualitas. Mereka memberikan berbagai informasi secara proaktif dan langsung kepada konsumen tentang manfaat produk, sekaligus menerima masukan dan keluhan dari para konsumen, yang sangat penting bagi pengembangan produk dan pelayanan kami selanjutnya untuk mencapai standar tertinggi. Hubungan dengan para mitra outlet modern ini tidak terbatas pada kepentingan bisnis semata, tapi juga untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi yang membutuhkan. Bahu-membahu, kami membagi sebagian hasil penjualan yang kami peroleh kepada yang membutuhkan seperti anak jalanan di kota-kota besar dan di daerah yang tertimpa bencana. Dengan Matahari Supermarket, kami telah memberikan sebagian hasil penjualan bagi korban bencana Nabire. Sumbangan-sumbangan ini pun memberi kesempatan belajar dengan layak kepada anak-anak jalanan, dan bahkan dapat berarti hidup yang baru bagi anak-anak Aceh, Sumatera Utara dan Nabire.

“Saya selalu membayangkan Unilever sebagai sebuah perusahaan multinasional. Baru ketika menjadi distributornya, saya menyadari bahwa mereka juga multilokal, yang berarti mereka sadar bahwa untuk pasar yang berlainan diperlukan pendekatan yang berbeda pula, tanpa melupakan standar kualitas internasional. Saya merasa beruntung bahwa Unilever memberikan kesempatan luas bagi saya untuk belajar. Hal itu menguntungkan bisnis kami, dan saya yakin, rekan distributor Unilever yang lain memperoleh keuntungan yang sama.“
Saryanto, Manajer Operasi Distributor BSM2.



Memenuhi Panggilan masyarakat

“Kami berkomitmen meningkatkan dampak positif kegiatan kami melalui kontribusi sukarela. Kami memusatkan perhatian pada pengembangan
mitra UKM, peningkatan kualitas lingkungan, dan pengelolaan sampah
serta meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan lingkungan.”

Kami telah melaksanakan dan menyempurnakan kegiatan kontribusi sukarela kami sejak bertahun-tahun. Kami berupaya bersikap profesional dalam mengelola tanggung jawab sosial perusahaan layaknya mengelola bidang usaha lainnya. Yayasan Unilever Indonesia Peduli (UPF) memegang peranan penting sebagai perwujudan sikap profesional kami dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. UPF memfokuskan kegiatan pada empat bidang kegiatan utama, sekaligus menjadikan kontribusi kami lebih bermakna.


Melestarikan Sumber Kehidupan
Kami berkomitmen menjadi bagian dari solusi masalah lingkungan melalui kontribusi sukarela untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar kami, contohnya Proyek Kali Bersih di Jambangan, Surabaya. Kami berupaya
mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat di sepanjang Sungai Brantas dalam menyikapi sungai. Sebelumnya, mereka terbiasa membuang sampah dan pencemar lainnya ke dalam sungai dan menggunakan airnya tanpa mempedulikan pelestariannya. Kami mendorong masyarakat untuk meningkatkan kondisi lingkungan mereka, dengan membangun fasilitas sanitasi, membagikan tempat sampah, serta mengolah sampah menjadi kompos melalui pemilahan sampah organik dan non-organik. Kami juga menyumbangkan composter communal skala kelurahan dan berkolaborasi dengan stakeholder dalam mengelola fasilitas pengolahan kompos. Bersama stakeholder kami, meliputi lembaga pemerintah, LSM, universitas, perusahaan swasta, dan juga media, pendampingan masyarakat menjadi hal yang lebih mudah dilakukan. Dengan keterlibatan masyarakat, mereka dapat membuktikan bahwa program yang berkesinambungan ini betul-betul akan meningkatkan kualitas hidup di sekitar Sungai Brantas. Model yang berhasil ini dikembangkan di daerah-daerah lain di sepanjang sungai untuk melestarikan kualitas air dan kehidupan yang ada di dalamnya,
sekaligus untuk melestarikan sumber kehidupan.

Selamatkan Kota-Kota Besar
Kami berupaya membantu kota-kota besar dalam menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi warganya. Untuk mencapai keberhasilan yang optimum, kami memfokuskan perhatian kami untuk mengentaskan sebagian persoalan urban melalui upaya daur ulang sampah. Saat kami mengumpulkan data awal mengenai persoalan sampah, kami terkejut melihat kenyataan bahwa banyak operasi daur ulang kekurangan bahan baku sampah plastik. Kenyataan ini terasa ironis, karena permasalahan sampah telah lama menjadi persoalan bagi kota-kota besar. Guna membantu persoalan ini, kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, universitas, LSM dan media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengumpulan sampah melalui kampanye “Surabaya Green & Clean”. Kami melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang dari sampah lainnya melibatkan pemulung di Surabaya dan sekitarnya, karena pemilahan sampah merupakan langkah penting dalam pengolahan sampah yang lebih berkesinambungan.



Keceriaan menuju Sadar Kesehatan
Kampanye yang berkelanjutan umumnya dipandang mahal, padahal kegiatan ini tidak perlu menghabiskan dana besar bila berbagai stakeholder dapat bersatu untuk mengkampanyekan pesan ini. Kampanye ini telah kami lakukan sejak tahun 1994 melalui Program Sekolah Pepsodent. Sekitar 7.000 anak sekolah dasa telah memahami pentingnya kesehatan mulut setelah mengikuti program belajar interaktif. Pepsodent juga mengadakan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi gratis, dimana sekaligus menanamkan pengertian pada anak-anak mengenai pentingnya mengunjungi dokter gigi secara teratur. Melalui program lain bernama “IDE” yang telah memasuki tahun ketiga, kami mengembangkan proses belajar-mengajar interaktif bagi 800 sekolah yang tersebar di empat kota, melibatkan 233.000 pelajar dan 10.000 guru. Kurikulum menjadi landasan untuk menyeimbangkan antara keuntungan bisnis dan kontribusi sosial perusahaan melalui penyediaan alat bantu dan paket belajar interaktif untuk proses belajar-mengajar yang menyenangkan.






sumber :  http://www.unilever.co.id/